Ketika tupai menyimpan biji yang dikumpulkannya di dalam tanah biji tersebut dapat mengambil kesempatan untuk berkecambah sebelum tupai tersebut membuka kembali "tabungannya". Hewan pemakan bij seperti tupai juga dapat menjadi media persebaran biji. Berkurangnya populasi spesies hewan penyebar biji karena perburuan liar dapat membentuk dampak negatif bagi populasi pohon di hutan yang sangat bergantung pada metode persebaran biji ini.
Endozookori menjadi perhatian khusus bagi para pakar konservasi hutan karena membantu membentuk ekologi dan populasi di dalam hutan. Jumlah spesies tumbuhan yang menyebarkan bijinya secara endozookori dapat bervariasi antar habitat dengan hutan hujan tropis dapat mencapai 90 persen dari spesies tumbuhan penghuni hutan. Beragam jenis hewan dapat menjadi media endozookori, terutama burung dan mamalia, dan tidak jarang kura-kura dan ikan. Endozookori membentuk simbiosis mutualisme antara hewan dan tumbuhan, dengan hewan mendapatkan nutrisi dan tumbuhan terbantu persebaran bijinya. Penyebaran dengan cara melalui saluran pencernaan ( endozookori) adalah mekanisme bagi sebagian besar spesies tumbuhan pohon. Epizookori juga menjadi penyebab utama munculnya spesies invasif. Epizookori dapat menyebar ke lokasi yang sangat jauh dengan media hewan yang berbagai jenis. Epizookori diperkirakan hanya dilakukan oleh kurang dari 5 persen spesies tumbuhan. Contohnya adalah Trifolium angustifolium dan berbagai spesies di dalam famili Apiaceae dan Asteraceae. Biji dapat menempel pada kulit, bulu, atau rambut hewan ( epizookori) biasanya dicirikan dengan biji berlendir yang bersifat adhesif, biji berkait, berduri, dan sejenisnya. Angin īidens tripartita yang dapat menempel pada hewan maupun pakaian manusiaĭisebut juga zookori, hewan dapat menyebarkan biji melalui berbagai cara. Ĭara lain yaitu dengan cara balistik atau lontaran, tumbuhan melontarkan bijinya ketika pemicunya tersedia. Seringkali persebaran ini diikuti oleh metode persebaran lain seperti oleh air mengalir dan dimakan oleh hewan. Semakin bulat bentuk buah, maka kemungkinan besar biji akan berguling menjauhi induk sehingga jarak persebarannya semakin jauh. Contoh tumbuhan yang melakukan ini adalah kelapa dan apel. Ketika buah sudah terlalu berat, maka buah akan lepas dari tangkainya dan jatuh menuju ke tanah sehingga buah itu sendiri menjadi cara untuk menyebarkan biji. Gravitasi adalah cara yang paling sederhana bagi tumbuhan dalam menyebarkan biji. Persebaran biji dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu secara gravitasi, angin, air, dan oleh hewan. Persebaran biji juga memungkinkan tumbuhan membentuk koloni di lokasi yang masih kosong.
Persebaran oleh hewan juga dapat menghindarkan biji dari bahaya yang ada di luar seperti kebakaran hutan musiman atau degradasi lahan. Proses ini dapat membantu mempercepat perkecambahan setelah keluar dari saluran pencernaan bersama dengan kotoran hewan. Dan persebaran biji oleh tumbuhan yang memiliki buah berdaging, biji sering kali ikut masuk ke dalam saluran pencernaan hewan dan tidak dicerna. Penyebaran biji juga memungkinkan tumbuhan untuk mencapai lokasi yang sesuai dengan kebutuhan hidupnya (habitatnya). Kompetisi dengan tumbuhan induk juga lebih sedikit jika biji disebar jauh dari induknya. Kelestarian spesies sering kali lebih tinggi ketika anakan disebar jauh dari induknya selama masih berada pada habitat yang sejenis, karena predator dan patogen memiliki kemungkinan besar untuk memangsa beberapa spesies yang memiliki kesamaan genetika. Persebaran biji memiliki manfaat bagi hewan.